Sejarah singkat PSHT dari masa ke masa
MPA Official. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan salah satu organisasi silat tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1922.
Mulanya, SH bukanlah organisasi silat melainkan sebuah perkumpulan bernama Sedulur Tunggal Kecer yang didirikan oleh Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo pada 1903.
Ia merupakan putra sulung dari Ki Ngabehi Soeromihardjo, seorang mantri cacar di daerah Ngimbang, Jombang, Jawa Timur.
Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo masih memiliki silsilah keluarga dengan Betoro Katong yang merupakan pendiri Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Semasa hidupnya, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo memiliki ketertarikan pada seni bela diri pencak silat. Ia pun sempat pergi ke berbagai daerah untuk mengasah kemampuan silatnya.
Awalnya, ia pergi ke Parahiyangan, Bandung, Jawa Barat pada 1892 untuk mempelajari berbagai aliran pencak silat.
Kemudian, ia pindah ke Jakarta, Lampung, Padang, dan Aceh hingga akhirnya kembali ke Surabaya pada 1902.
Selang setahun, ia mendirikan Sedulur Tunggal Kecer sebagai sebuah perkumpulan dengan pencak silatnya bernama Joyo Gendelo Tjipto Muljo.
Pada tahun 1922 salah satu Murid Eyang Suro yang bernama bapak Samingoen (sekarang Ki hadjar Hardjo Oetomo) mendirikan latihan dan kemudian diberi nama Setia Hati Muda (SHM).
Pada masa itu, Belanda sempat menganggap SH Muda merupakan tempat latihan pencak silat dalam rangka menghimpun perlawanan kepada Belanda. Sehingga dipolitisir dan dipelencengkan dengan sebutan SH Merah (pengubahan kata merah merujuk pada konotasi negatif dikalangan masyarakat pada jaman penjajahan).
Maka dari itu, Belanda kemudian menangkap Ki Hadjar Hardjo Oetomo dan membuangnya ke beberapa daerah, mulai dari Jember, Cipinang, hingga Padangpanjang.
Masih pada masa kepemimpinan Ki Hadjar Hardjo Oetomo pula muncul usulan agar SH muda Menjadi SH PSC (Pentjak sport Club) pasca pengasingan Ki Hadjar Hardjo Oetomo oleh Belanda.
Setelah masa kemerdekaan nama SH PSC kembali diusulkan Berubah menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Usul ini berasal dari RM. Soetomo Mangkoedjojo, seorang pegawai bank yang merupakan murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo.
Usul itu dikemukakan pada 1942, namun baru disepakati melalui kongres pertama pada 1948. Setelah itu, nama SH PSC resmi berganti nama menjadi PSHT. Itulah cikal bakal sejarah PSHT.
Setelah itu, PSHT dipimpin oleh RM. Soetomo Mangkoedjojo sampai 1956. Namun karena ia dipindahtugaskan ke Surabaya, maka kepemimpinan PSHT dilanjutkan oleh Irsad pada 1956-1958 dan Santoso pada 1958-1966.
Pada 1960-an, terjadi pergolakan di internal PSHT sehingga kepemimpinan kembali ke tangan RM. Soetomo Mangkoedjojo pada 1966-1974.
PSHT kemudian menggelar kongres di Madiun dan memilih RM. Imam Koesoepangat menjadi Ketua Pusat PSHT pada 1974-1977. RM. Imam Koesoepangat membawa PSHT menjadi organisasi silat yang disegani.
Setelah berkembang pesat, PSHT kemudian menggelar kongres lagi dan memilih bapak Badini menjadi pimpinan untuk periode 1977-1981.
Lalu kemudian, dilanjutkan oleh Tarmadji Budi Harsono pada 1981-2014. Pada masa kepemimpinan Tarmadji Budi Harsono, keanggotaan PSHT mencapai belasan juta di seluruh dunia.
Selain itu, PSHT juga mendirikan Yayasan Setia Hati Terate untuk mengelola kekayaan PSHT dan membangun padepokan agung yang menjadi landmark organisasi.
Setelah itu, kepemimpinan PSHT berada di tangan bapak Richard Simorangkir dan Arif Suryono sebagai pelaksana tugas (plt) sampai akhirnya Muhammad Taufik terpilih pada Parapatan Luhur tahun 2016.
Tokoh psht dari masa ke masa |
Sekarang PSHT bertransformasi menjadi 3 bagian yang tidak terpisahkan diantaranya:
- PSHT pimpinan Bapak H Muhammad Taufik
- PSHT Pusat Madiun Pimpinan Bapak H.M Murdjoko
- PSHT 1922 Indonesia Pimpin Bapak Imam Koeskartono
Catatan Khusus:
Menyikapi perbedaan dengan lapang dada adalah tindakan bijak yang memungkinkan kita memahami keragaman di sekitar kita. Dengan mengedepankan azas persaudaraan sebagai landasan berinteraksi, kita membangun jembatan untuk menjalin hubungan yang harmonis. Silaturahmi menjadi wadah untuk saling mengenal, sehingga perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang memperkaya hubungan antar individu.
Semoga bermanfaat.
Salam Persaudaraan....
PSHT JAYA
Comments
Post a Comment