Penyitaan Baju Sakral Dan Kain Mori, Mengapa Demikian?
Sedang ramai dibahas di media sosial terutama di tik tok tentang penyitaan baju sakral dan kain mori PSHT oleh pengurus atau sesepuh disebuah rayon di daerah Lampung. Sesuai harapan dulur dulur yang DM untuk menanggapi hal tersebut, saya selaku penulis berusaha mencari sudut pandang yang mungkin berbeda dari kebanyakan warga PSHT lainnya di media sosial. Harap dibaca dengan hati yang netral dan kejernihan hati .
Pencak dor psht vs gasmi di Lampung |
Pentingnya Menghormati Tata Tertib Organisasi dan Komunikasi Antar Warga PSHT
Pencak Silat merupakan warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai kehormatan, disiplin, dan persaudaraan. Dalam organisasi pencak silat seperti PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate), menjaga tata tertib organisasi dan komunikasi antar warga adalah kunci untuk mempertahankan integritas dan keberlangsungan tradisi yang dijunjung tinggi.
Hal ini sudah diajar sejak kita masih menjadi siswa PSHT, yang mana setiap kegiatan apapun selalu memohon ijin dan doa kepada tetua organisasi di rayon maupun pelatih. Atau sekurang kurangnya adalah pemberitahuan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ( cidera misalnya )
Ketika sudah menjadi warga, hal ini seharusnya tetap dilestarikan dan dilaksanakan sebagaimana saat menjadi siswa. Apalagi kegiatan tersebut menyangkut nama besar organisasi. Mengapa demikian? Maka simak baik baik uraian dibawah ini.
Menghormati Tata Tertib Organisasi PSHT
Setiap organisasi memiliki aturan dan tata tertib yang harus dihormati oleh seluruh anggotanya. Begitu juga dalam PSHT, menghormati tata tertib organisasi adalah fondasi dari kesatuan dan keharmonisan. Mengikuti aturan-aturan tersebut adalah bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai yang diyakini oleh seluruh anggota.
1. Menghargai Hierarki: Hierarki dalam PSHT adalah hal yang penting. Menghormati sesepuh dan pengurus sebagai pemimpin organisasi adalah cermin dari kesetiaan terhadap tradisi dan nilai-nilai yang diwariskan.
2. Menjaga Kedisiplinan: Disiplin adalah kunci keberhasilan dalam setiap organisasi. Dengan menjaga kedisiplinan, PSHT dapat berfungsi dengan efektif dan efisien, serta mencegah terjadinya konflik internal atau resiko terburuk bagi warga PSHT itu sendiri.
Komunikasi Antar Warga
Komunikasi yang baik adalah pondasi dari hubungan yang sehat di dalam organisasi. Dalam konteks PSHT, komunikasi yang efektif dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman dan konflik yang tidak diinginkan.
1. Terbuka dan Jujur: Komunikasi yang terbuka dan jujur antara sesama anggota PSHT sangatlah penting. Hal ini memungkinkan untuk memahami pandangan dan kebutuhan masing-masing anggota, serta mencegah terjadinya spekulasi dan fitnah.
2. Penghargaan Terhadap Pandangan Lain: Setiap anggota PSHT memiliki pengalaman dan pandangan yang berbeda. Menghargai perbedaan tersebut dalam komunikasi adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling mendukung.
Menghindari Hal Diluar Perkiraan
Salah satu dampak dari tidak menghormati tata tertib organisasi dan komunikasi yang buruk adalah terjadinya kejadian yang diluar perkiraan, seperti penyitaan baju sakral maupun kain mori oleh sesepuh maupun pengurus PSHT. Hal ini dapat menyebabkan konflik internal yang merugikan seluruh anggota dan merusak citra organisasi secara keseluruhan.
Dengan menjaga tata tertib organisasi dan meningkatkan komunikasi antar warga, PSHT dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan dan memperkokoh persaudaraan di antara anggotanya. Kehormatan terhadap tradisi dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi adalah kunci untuk menjaga keberlangsungan PSHT sebagai salah satu warisan budaya yang berharga.
Comments
Post a Comment