-->

Purbaya Tegas : APBN Tidak Untuk Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh!

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali membuat pernyataan tegas yang menyorot permasalahan strategis nasional. Isu pendanaan proyek kereta cepat Whoosh (KCIC) dan respons terhadap tekanan industri tekstil menjadi berita Purbaya hari ini yang paling banyak dicari.


Dalam sebulan menjabat, gaya komunikasinya yang ceplas-ceplos dan penuh inisiatif telah menjadi ciri khasnya dalam menanggapi berbagai isu keuangan negara.

Purbaya Tegas : APBN Tidak Untuk Bayar Utang Whoos!


Penolakan Keras: APBN Bukan Solusi Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh


Pernyataan paling tegas yang disampaikan Purbaya Yudhi Sadewa terkait dengan utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang mencapai angka fantastis, Rp 116 triliun.


"Utang proyek KCIC adalah tanggung jawab badan usaha, dalam hal ini Danantera, bukan kewajiban pemerintah melalui APBN," tegas Purbaya.


Kebijakan ini berangkat dari perubahan fundamental dalam pengelolaan BUMN. Sejak pembentukan superholding Danantera, seluruh dividen BUMN yang rata-rata mencapai Rp 80 triliun per tahun menjadi kewenangan penuh Danantera untuk mengelola pembiayaan dan operasionalnya, termasuk menangani utang proyek strategis seperti KCIC.


Dukungan dari Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengonfirmasi bahwa pemerintah pusat sedang mencari skema penyelesaian utang yang tidak membebani APBN. Hal ini sekaligus mendukung rencana pengembangan rute Whoosh yang diperpanjang hingga ke Surabaya tanpa mengorbankan anggaran negara.


Kondisi Utang Indonesia: Purbaya Yudhi Sadewa Pastikan Masih dalam Batas Aman


Di tengah kekhawatiran banyak pihak mengenai beban utang negara, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan data terbaru yang menegaskan posisi utang pemerintah masih dalam kategori aman.


Per akhir Juni 2025, total utang pemerintah mencapai Rp 9.138,05 triliun. Meski angka nominalnya terlihat besar, Purbaya menekankan bahwa rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih di bawah 39%.


"Kita harus melihat rasio, bukan hanya nominal. Batas Maastricht Treaty adalah 60%, dan kita masih jauh di bawah itu. Secara internasional, posisi kita masih sangat aman dan terkendali," jelas Purbaya.


Pernyataan ini sekaligus menepis kekhawatiran berbagai pihak yang membandingkan nominal utang Indonesia dengan negara lainnya tanpa mempertimbangkan besaran ekonomi nasional.


Respons Cepat Terhadap Tekanan Industri Tekstil Domestik


Tidak hanya isu makroekonomi, Purbaya Yudhi Sadewa juga merespons cepat keluhan dari pelaku industri domestik. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) secara resmi menyurati Menteri Keuangan menyoroti praktik impor ilegal dan dumping yang semakin merugikan industri tekstil dalam negeri.


Dalam surat tersebut, APSyFI meminta Purbaya untuk menguatkan sistem pengawasan Bea Cukai dengan beberapa langkah konkret:


1. Penerapan sistem port-to-port manifest yang lebih ketat

2. Optimalisasi pemeriksaan dengan AI Scanner berteknologi tinggi

3. Penutupan celah-celah kecurangan yang masih dimanfaatkan para pelaku impor tidak sehat


Respons cepat dari kementerian keuangan terhadap surat ini dinilai sebagai angin segar bagi industri tekstil domestik yang selama ini merasa tertekan oleh praktik tidak fair dari pesaing asing.


Gaya Komunikasi "Koboi" yang Menjadi Sorotan


Sejak sebulan menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa dikenal dengan gaya komunikasinya yang blak-blakan, penuh humor, dan langsung ke inti permasalahan. Gaya ini kerap disebut-sebut sebagai gaya "koboi" yang berbeda dengan gaya birokrat pada umumnya.


Banyak pengamat yang menilai gaya komunikasi seperti ini justru efektif dalam menyampaikan pesan kebijakan kepada publik secara transparan dan mudah dipahami. Meski demikian, tidak jarang pernyataannya juga menuai kontroversi dan memicu perdebatan publik.


MPA Official: Selalu Update dengan Informasi Terkini Kebijakan Ekonomi


Blog MPA Official berkomitmen untuk selalu menyajikan analisis dan informasi terupdate seputar kebijakan ekonomi, keuangan, dan perkembangan terbaru di sektor strategis Indonesia. Dengan mengikuti perkembangan terbaru seperti berita Purbaya Yudhi Sadewa hari ini, kami berharap dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi para pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat umum.


Butuh analisis mendalam tentang dampak kebijakan Purbaya Yudhi Sadewa terhadap bisnis Anda?Komentar dikolom dibawah MPA Official untuk diskusi lebih lanjut.


Previous article
Next article

0 Response to "Purbaya Tegas : APBN Tidak Untuk Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel