Siswa PSHT meninggal setelah sambung dengan warga

 Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un 

MPA Official. Tentang Keselamatan dalam Pelatihan PSHT. Kabar sedih tentang kehilangan seorang siswa PSHT yang mengalami kecelakaan saat melakukan sambung dengan warga telah menggugah kita semua. Hal ini membuat saya merasa perlu untuk mengingatkan para pelatih PSHT dan anggota-anggota lainnya untuk selalu mempertimbangkan beberapa hal penting sebelum melaksanakan pengujian kemampuan seperti sambung atau separing. Keselamatan adalah prioritas utama, dan berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

Kabar sedih tentang kehilangan seorang siswa PSHT yang mengalami kecelakaan saat melakukan sambung dengan warga telah menggugah kita semua.
Siswa PSHT meninggal setelah sambung dengan warga

1. Kesiapan Fisik Siswa: Pastikan bahwa setiap siswa dalam kondisi fisik yang baik. Periksa apakah ada siswa yang sedang sakit atau dalam masa penyembuhan pasca sakit. Juga, perhatikan apakah ada siswa yang mengalami cedera akibat latihan sebelumnya atau memiliki riwayat penyakit yang rawan.


2. Waktu Sambung: Jadwal latihan sangat penting. Jika kesiapan fisik sudah terpenuhi, pastikan pengujian seperti sambung dilakukan pada waktu yang tepat. Sebaiknya lakukan setelah istirahat pertama atau setelah as dower. Pada saat ini, siswa masih dalam kondisi fisik yang prima, semangat, dan stamina mereka cukup baik. Hindari melaksanakan sambung pada tengah malam atau menjelang pulang, karena pada saat itu kondisi fisik siswa cenderung menurun dan konsentrasi mereka kurang baik karena kelelahan dan ngantuk.


3. Kondisi Cuaca: Perhatikan faktor cuaca. Lokasi latihan bisa memiliki berbagai struktur lantai yang berbeda, seperti yang keras (cor/plester) dan yang lunak (tanah). Pada kondisi hujan, perhatikan bahwa struktur tersebut bisa menjadi licin, meningkatkan risiko kecelakaan yang tak terduga seperti keplesetan dan jatuh. Ini bisa mengakibatkan cedera ringan hingga berat. Sesuaikan pelaksanaan latihan dengan kondisi cuaca yang aman.


4. Peralatan Pelindung: Jika memungkinkan, gunakan peralatan pelindung. Hal ini dapat membantu mencegah risiko cedera yang tidak diinginkan. Keselamatan siswa harus selalu menjadi prioritas utama.


5. Kendalikan Emosi: tidak dipungkiri bahwa baik siswa maupun warga adalah manusia yang memiliki naluri menjaga diri dan emosi akan mudah tersulut apabila prinsip itu tersentuh, maka Kontrol emosi sangat penting. Baik siswa maupun warga yang terlibat dalam pengujian kemampuan harus tetap tenang dan fokus. Emosi yang tidak terkendali dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Selalu tegaskan pentingnya menjaga ketenangan dan konsentrasi selama pengujian. Apabila hal ini terjadi, maka jangan ragu untuk segera menghentikan sambung.


Keselamatan adalah kunci dalam setiap latihan PSHT. Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, kita dapat meminimalkan risiko dan memastikan bahwa setiap pengujian kemampuan berjalan dengan aman. Ingatlah, prioritas utama adalah melindungi siswa dan anggota lainnya sehingga mereka dapat terus berkembang dalam bela diri ini. Semoga kita semua selalu menjaga keselamatan dalam setiap aspek latihan PSHT.

Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, agar tidak lagi terjadi hal-hal yang demikian. Dan semoga adik kita yang mengalami kecelakaan ini diampuni segala dosa dan kesalahannya dan diterima semua amal ibadahnya dan ditempatkan disyurganya Allah SWT. Serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan.

Ammiin 

Comments

Paling Banyak Dicari

Lirik lagu mars SH Terate

Pemilihan Ayam Jago untuk Pengesahan Warga Baru PSHT Agar Tidak Ditolak

download buku materi senam jurus PSHT pdf

Ungkap Fakta Unik Sejarah Singkat Korlap Dan Pamter PSHT

Cara mencuci mori PSHT, Tips Merawat Kain Mori Agar Tetap Bagus dan Tahan Lama

5 Butir Panca Dasar PSHT

KENAPA PSHT PAKAI MORI SABUK KAIN KAFAN / MORI PSHT

Ayam Jago Bukan Hanya Sekedar Syarat

PSHT p16 dan p17 sudah tidak relevan untuk dibahas

RM IMAM KOESOEPANGAT SANG PANDHITO WESI KUNING