Hakikat Bulan Suro bagi PSHT: Makna dan Nilai Spiritual
Bulan Suro (Muharram) merupakan bulan pertama dalam penanggalan Jawa dan memiliki makna yang mendalam bagi banyak kalangan, termasuk bagi anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Bagi warga PSHT, bulan Suro bukan sekadar bulan yang penuh dengan pantangan atau mitos, melainkan waktu yang sarat dengan nilai-nilai luhur, introspeksi diri, dan penguatan spiritual.
![]() |
Bulan Suro bukan hanya sekedar masa bersuka ria, tetapi lebih dari itu. |
1. Bulan Suro sebagai Waktu Tafakur dan Introspeksi
Bagi PSHT, bulan Suro dimaknai sebagai waktu yang tepat untuk mengendapkan diri, merenungkan perjalanan hidup, serta mengevaluasi segala tindakan. Nilai-nilai PSHT seperti "Setia Hati" mengajarkan pentingnya kesetiaan pada diri sendiri, keluarga, dan sesama. Di bulan ini, anggota PSHT diajak untuk:
- Menguatkan mental dan spiritual melalui refleksi diri.
- Memperbaiki kesalahan dan berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
- Memperdalam makna "Setia Hati" dengan menjaga kejujuran dan ketulusan.
2. Tradisi dan Ritual dalam PSHT di Bulan Suro
PSHT memiliki beberapa tradisi yang dilakukan di bulan Suro, antara lain:
- Tirakatan atau semadi : Anggota PSHT sering melakukan meditasi atau tafakur untuk menenangkan jiwa dan mencari pencerahan.
- Pembersihan diri (laku prihatin) : Beberapa anggota melakukan puasa atau mengurangi hal-hal duniawi sebagai bentuk pengendalian diri.
- Silaturahmi dan bakti sosial: Mempererat tali persaudaraan dengan sesama warga PSHT dan masyarakat sekitar.
3. Bulan Suro sebagai Pengingat untuk Menjaga Warisan Leluhur
PSHT adalah organisasi yang kaya akan nilai-nilai budaya Jawa. Bulan Suro menjadi momen untuk menghormati leluhur, menjaga tradisi, dan melestarikan ajaran-ajaran luhur yang diwariskan. Beberapa hal yang ditekankan adalah:
- Menghargai waktu sebagai anugerah yang harus dimanfaatkan dengan baik.
- Menjaga keseimbangan antara dunia dan spiritual.
- Mengamalkan ilmu pencak silat tidak hanya untuk fisik, tetapi juga untuk kebijaksanaan hidup
4. Menghindari Mitos Negatif, Mengedepankan Makna Positif
Di masyarakat Jawa, bulan Suro sering dikaitkan dengan hal-hal mistis dan pantangan. Namun, bagi PSHT, bulan ini justru menjadi kesempatan untuk membangun mental kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat takhayul. Anggota PSHT diajarkan untuk:
- Berpikir logis dan rasional dalam menyikapi berbagai kepercayaan.
- Fokus pada pengembangan diri daripada terjerat mitos yang melemahkan.
- Kesimpulan
Bagi PSHT, bulan Suro adalah waktu untuk memperdalam makna kehidupan, mengasah spiritualitas, dan memperkuat persaudaraan. Nilai-nilai luhur seperti kesetiaan, kejujuran, dan kebijaksanaan menjadi fokus utama. Dengan memahami hakikat bulan Suro secara benar, anggota PSHT dapat menjalani hidup dengan lebih bermakna dan bermanfaat bagi sesama.
Salam Persaudaraan !!
- Artikel ini ditulis untuk mengingatkan kita semua tentang pentingnya makna spiritual di bulan Suro, khususnya bagi keluarga besar PSHT. Mari jadikan bulan ini sebagai momentum untuk menjadi manusia yang lebih baik.
- Jika Anda memiliki pandangan atau pengalaman terkait bulan Suro dalam PSHT, bagikan di kolom komentar!
Comments
Post a Comment