Ungkap Fakta Unik Sejarah Singkat Korlap Dan Pamter PSHT

Fakta Unik Korlap dan Pamter PSHT: Peran dan Sejarah

MPA Official. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah organisasi seni bela diri yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai. Di dalam PSHT, terdapat dua peran penting komunitas yang dikenal sebagai Korlap (Koordinator Lapangan) dan Pamter (Pengaman Terate). Namun, sejarah keduanya memiliki latar belakang yang unik.

Ungkap Fakta Unik Sejarah Korlap Dan Pamter PSHT 

Asal Usul Korlap dan Pamter

Sebelum adanya dualitas dalam kepengurusan PSHT, Korlap dan Pamter adalah dua komunitas yang tidak resmi tetapi berafiliasi dengan PSHT yang sama. Mereka berperan penting dalam memfasilitasi berbagai kegiatan di dalam dan di luar padepokan agung. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, ada perbedaan tugas dan tanggung jawab yang signifikan.

Peran Korlap: Mendukung Koordinasi di Lapangan

Korlap, singkatan dari Koordinator Lapangan, bertanggung jawab untuk membantu dan mengawal kegiatan di lapangan. Salah satu contohnya adalah dalam mengawal dan mencari jalan bagi dulur-dulur dari luar Madiun yang melakukan ziarah atau sambang ke padepokan agung. Korlap adalah panduan yang memastikan rombongan tiba dengan aman dan efisien di tujuan mereka. Mereka memberikan arahan dan jalan tercepat serta aman yang bisa dilalui.

Peran Pamter: Keamanan di dalam Area Kegiatan

Di sisi lain, Pamter, singkatan dari Pengaman Terate, memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan di dalam area kegiatan. Ketika rombongan PSHT tiba dari cabang atau daerah luar Madiun di tempat tujuan, Pamter bertanggung jawab untuk mengamankan rombongan tersebut. Mereka melibatkan diri dalam mengamankan kendaraan, barang bawaan, serta menunjukkan tempat-tempat penting seperti tempat ibadah atau tempat istirahat.

Pecahnya Kongsi antara Korlap dan Pamter

Pada suatu waktu, terjadi perpecahan dalam PSHT yang menghasilkan dualitas dalam kepengurusan. Korlap PSHT berafiliasi dengan PSHT yang berketua umum Bapak Muhammad Taufiq, sementara Pamter berafiliasi dengan PSHT yang berketua umum Bapak Murdjoko. Perbedaan ini menyebabkan insiden-insiden yang melibatkan keduanya, terutama di daerah Madiun dan sekitarnya. Jika Kita telisik di media sosial manapun, hanya dengan mengetikkan kata kunci " korlap vs pamter" banyak sekali muncul video video baik panjang maupun pendek yang menayangkan kejadian demi kejadian pertikaian diantara keduanya. Namun, bukan itu yang ingin kita bahas, tetapi kita ingin mencari jalan agar hal hal yang demikian tadi tidak lagi terjadi dimasa depan dan memberi pelajaran baik bagi generasi muda.

Masa Kini dan Harapan Masa Depan

Sekarang, meskipun perpecahan telah terjadi, insiden-insiden tersebut sudah sangat jarang terjadi. Korlap dan Pamter telah menetapkan perbedaan mereka dan bekerja secara terpisah sesuai afiliasi mereka. Meskipun ada perbedaan baik secara struktural organisasi maupun visi dan misi, diharapkan agar PSHT dapat terus berkembang tanpa adanya konflik dan kesenjangan yang merugikan. Ingatlah bahwa persaudaraan dan silaturahmi adalah ajaran pokok dan utama bagi kita terlepas dimana kita ikut berafiliasi. Organisasi maupun komunitas tidak mungkin berkonflik. Tetapi yang perlu diperbaiki adalah pola pikir manusia nya. Mulai dari struktural pengurus sampai dengan Anggota terbawah sekalipun. 

• Kesimpulan

Korlap dan Pamter adalah dua peran penting dalam PSHT yang telah berperan dalam merajut persaudaraan yang kuat dalam organisasi. Meskipun terdapat sejarah kelam disebabkan ego dualitas pengurus, harapan kita untuk masa depan adalah agar PSHT dapat terus berkembang dan bersatu dalam semangat persaudaraan yang kental. Bagi warga baru yang sama sekali tidak mengetahui kejadian demi kejadian masa lalu yang menyakitkan itu, bijaksana lah dalam menyikapi informasi apapun yang kalian terima mengenai korlap dan pamter ini. Agar tidak ada kesalahan dalam memberi penilaian secara objektif karena hanya mendengarkan apa katanya dan bukan berdasarkan fakta-fakta. Ini adalah cerminan dari kekuatan persatuan dalam keberagaman PSHT. "Pedot'e balung Iso disambung, pedot'e sedulur Iso ajur"